Senin, September 24, 2012

Fungsi Fungsi Komunikasi

Heeeyyyaahh, akhirnya saya kembali juga setelah mungkin berabad-abad tidak membuat postingan baru yang pastinya keren dan bermanfaat bangett .. #lebay ON
Tapi semua pasti kangen tho? hahaha .. oke oke untuk mengobati ke-kangen-an kalian, saya akan memberikan tugas saya pada saat jaman saya kuliah di semester 1 dulu (ini hanya ringkasan lho a.k.a summary), pada mata kuliah pengantar ilmu komunikasi ... (kok tugas kak? bukan karena saya kehabisan ide lho tapi karena saya saat ini sedang banyak tugas jadi mungkin share tugas pasti bermanfaat .. ) :O
Jangan lupa buka juga postingan yang sebelumnya seperti Jenis Pengalaman Pribadi dan juga Kumpulan Humor part 2 .. promosi sedikit lah, whehehe .
Oh ya kalo repost saya mohon maaf ya!! :D
Oke tanpa berbasa basi lagi ..

Here it is!!

Communication:
Photobucket

Mengapa Kita Berkomunikasi: Fungsi-Fungsi Komunikasi

    Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Pertanyaan ini begitu luas, sehingga lebih baik dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang lebih spesifik, sehingga lebih mudah kita jawab, seperti: “ Apa yang mendorong kita berkomunikasi?” “ Manfaat manfaat apa yang kita peroleh dari komunikasi?” dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan para pakar komunikasi terdapat fungsi fungsi yang berbeda-beda satu dengan yang lain, dibawah ini ada beberapa pendapat dari para pakar tersebut.
    Gordon I. Zimmermen merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untik menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita-- untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
    Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson juga mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk mempengaruhi hubungan social dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
    Jadi, dari beberapa pendapat dari pakar tersebut, kita akan membahas empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden. Keempat fungsi tersebut, yaitu komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan.

Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial


   Fungsi komunikasi sebagai komuunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa kominkasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat ( keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
  Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat yang lainnya, ataupun secara vertical, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk suatu kelompok, misalnya “ Laki-laki tidak gampang menangis, tidak bermain boneka,” “Anak perempuan tidak bermain pistol-pistolan, pedang-pedangan, ataupun mobil-mobilan,” “ Jangan makan dengan tangan kiri,” “Jangan melawan orangtua,” “Duduklah dengan sopan,” dan sebagainya. Budaya yang meninggal apakah mayatnya dikafani atau dalam peti mati, setelah itu apakah ada tahlilan atau tidak, juga bergantung pada norma-norma budaya yang berlaku pada komunikasi kita.
Oleh karena fakta atau rangsangan komunikasi yang sama mungkin dipersepsi secara berbeda oleh kelompok-kelompok berbeda kultur atau subkultur, kesalahpahaman hamper tidak dapat dihindari. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa berbeda itu buruk. Kematangan dalam budaya ditandai dengan toleransi atas perbedaan.

Fungsi Kedua: Komunikasi Ekspresif


   
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial dalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik semdirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, bahagia, sedih, takut,prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun biasanya disampaikan lewat perilaku nonverbal. Perasaan bahkan juga bias diungkapkan dengan memberi bunga, misalnya sebagai tanda cinta atau kasih sayang atau ketika kita ingin menyatakan selamat kepada orang yang berulang tahun, bisa juga untuk menyatakan simpati dan duka cita kepada orang yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni, seperti puisi, novel, musik, tarian, atau lukisan.

Fungsi Ketiga: Komunikasi Ritual


   
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab-qabul, sungkhem, kepada orang-tua, sawer, dan sebagainya). Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik.
    Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, misalnya Para siswa yang menjadi pasukan pengibar bendera pusaka mencium bendera merah putih, sering dengan berlinang air mata untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada nusa dan bangsa, terlepas dari apakah kita setuju terhadap perilaku mereka atau tidak.

Fungsi Keempat: Komunikasi Instrumental


   
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibut. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui.
    Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek, misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik memperoleh keuntungan material, ekonomi, dan politik.Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu tentu saja berkaitan dalam arti bahwa berbagai pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan karier.
    Keahlian berkomunikasi membantu memperoleh sukses pekerjaan karena pekerjaan, apalagi profesi-profesi yang menuntut tindakan berbicara seperti dosen, guru, manajer, politisi, Public Relations Officer (PRO), wartawan, atau pengacara, jelas menuntut keahlian berbicara, keahlian berpidato, keahlian begaul dengan orang lain dan meyakinkan mereka, berunding, dan memimpin rapat.
    Meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi tersebut, suatu pristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi. Perayaan Idul Fitri oleh kaum Muslim dan perayaan Natal oleh kaum Nasrani di Indonesia misalnya mempunyai keempat fungsi tadi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental.


Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 2007. Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset